Tausiyah Cinta
Oleh : Aini Khoirunnissa
Judul : Tausiyah Cinta
Pengarang : @tausiyahku
Penerbit : QultumMedia
Tahun
Terbit : 2013
Halaman : 168, 14 x 20 cm
ISBN : 979-017-264-8
Berbicara
soal cinta, banyak orang yang belum mengerti arti cinta yang sebenarnya. Makna
cinta itu belum hadir dalam diri seorang mukmin yang menganggap dirinya sudah
taat kepada Allah. Namun, semua keraguan perkara cinta akan dijelaskan begitu
rinci dalam buku ini, termasuk perkara jodoh. Jodoh, sesuatu hal yang
membingungkan yang dihadapi oleh seorang mukmin dengan lawan jenisnya.
Pasalnya, tidak ada yang tahu kapan jodoh itu akan menghampiri kita. Selagi
kita menunggu, hendaknya kita perbaiki diri kita dalam menghadapi kedatangan
jodoh tersebut karena sesungguhnya, jodoh merupakan cerminan diri kita.
Sebelum mengahadapi kedatangan jodoh
itu, dijelaskan dalam buku ini bahwa sebagai seorang mukmin hendaknya untuk
menjaga hati. Bersudut pandang secara seluruhnya kepada akhwat, buku ini menerangkan bagaimana cara-cara menjaga hati seorang akhwat kepada ikhwan. Yup, dengan mengerti arti cinta itu sendiri, kepada siapa
cinta itu akan kita labuhkan, tujuan cinta sampai ujian dan perangkap dalam
cinta itu sendiri. Cinta sesungguhnya memiliki banyak jenis yang sebagai akhwat harus pintar-pintar menempatkan
cinta itu kepada yang seharusnya dan jangan salah dalam mengartikan dan
menafsirkannya.
Pertama, cinta kepada Allah. Cinta
yang paling utama dan tiada duanya melainkan cinta kita kepada kedua orang tua
kita. Kedua, mencintai apa yang dicintai Allah. Ketiga, cinta karena Allah dan
di jalan Allah seperti mencintai sesama muslim dan muslimah, mencintai orang
tua dan mencintai pasangan kita saat halal nanti dan tentunya semua itu karena
Allah dan berada di jalan Allah. Keempat, cinta yang mendua kepada Allah.
Celakalah kita jika melakukan perbuatan syirik atau menyekutukan Allah maka,
neraka adalah hukuman yang tepat baginya. Terakhir, rasa cinta yang manusiawi
seperti saat kita lapar tentunya kita mencintai makanan.
“Hai orang-orang beriman, janganlah
hartamu dan anak-anakmu melalaikanmu dari mengingat Allah. Barangsiapa berbuat
demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.”
(QS. Al-Munafiqun : 9)
Sebagaimana yang telah disebutkan
bahwa tiada cinta yang kekal melainkan cinta kepada Allah, itulah alasan kita
mengapa kita harus melabuhkan cinta kita kepada Allah dan menjadikan Allah
sebagai tujuan cinta kita yang terakhir. Relakanlah ia yang sekarang sedang
bersamamu, sesungguhnya itu merupakan sebuah perangkap cinta yang akan
menghantarkanmu pada perbuatan dosa. Menunggu sampai bertemu dengan orang yang
tepat lebih baik daripada bergonta ganti pasangan yang jelas-jelas bukan mahram kita.
“Dan janganlah kalian mendekati
zina. Sesungguhnya zina adalah perbuatan yang keji dan jalan yang buruk.”
(QS. Al-Isra’ : 32)
Sebagai
seorang wanita, buku ini sangat-sangat menjelaskan betapa mulianya seorang
wanita yang membuatnya mendapat perhatian khusus dari Allah mengenai hal-hal
yang ada pada dirinya. Demi mendapatkan jodoh, banyak perempuan yang merelakan
dirinya untuk berdekatan langsung dengan lelaki yang bukan mahramnya, begitu
pun sebaliknya. Dari sini Allah memberi larangan-larangan kepada mereka untuk
membatasinya dalam bergaul dengan lawan jenis.
Larangan-larangan
itu berupa menundukkan pandangan ketika berpapasan langsung dengan lawan jenis.
Kedua, tidak berdua-duaan dengan lawan jenis. Bahkan ada pepatah mengatakan
jika ada dua orang yang berlawanan jenis berdua-duaan maka yang ketiganya adalah
setan yang dapat menghasut untuk ke arah zina. Ketiga, tidak menyentuh lawan
jenis. Hal ini banyak dilakukan muda mudi sekarang walaupun tidak dalam suatu
hubungan apa-apa.
Terdapat
hadits dari Rasulullah saw mengatakan, “Sesungguhnya aku tidak berjabat tangan
dengan wanita,” (HR. Malik, Nasa’i, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Rasulullah saw juga bersabda, “Seandainya
kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, (itu) masih lebih baik daripada
menyentuh wanita yang tidak halal baginya,” (HR. Thabrani). Kalau memandang
saja dilarang, bersentuhan juga pasti dilarang. Sebab, godaan yang datang tentu
jauh lebih besar.
Godaan
setan beribu macam jenisnya dan perempuan merupakan salah satu jenis godaan
setan yang dapat menyesatkan karena perempuan memiliki keistimewaan yang dapat
meluluhkan hati kaum pria yang dapat disalahgunakan oleh setan. keistimewaan
dan kekuatan wanita itu antara lain air mata, senyuman, tutur kata, berhias dan
kecerdasan. Lantas, bagaimana jalan keluarnya? Hanya ada satu cara, yaitu
keduanya harus sama-sama menjaga diri dan hati mereka. Perbanyak istighfar.
Ingatlah Allah kapan pun dan di mana pun.
***
Teringat
sebuah kisah di dalam buku ini mengenai seorang akhwat dan ikhwan yang
mengalami kebimbangan mengenai perkara jodoh yang penggalan ceritanya sebagai
berikut :
Senyum
dan kalimatnya seperti bom Hiroshima di telingaku. Aku teringat sebuah kisah
drama semasa libur sekolah. Di depan lelaki itu, aku bengong cukup lama,
terngiang semua doaku dalam mencari kekasih. Apakah ini lelaki yang akan
menjadi suamiku? Dia suka padaku tidak ya? Seketika aku sadar dan berusaha
kembali tenang, sambil tetap meyakinkan diri bahwa aku tidak bau.
Sesampainya
di rumah, aku baru ingat lelaki itu adalah orang yang pernah mengirimiku surat
setahun yang lalu. Sebenarnya aku tidak mau berprasangka apalagi ge-er bahwa ia
menyukaiku. Tapi, entah bagaimana pikiranku berubah menjadi keyakinan saat itu.
Selama tidak kubalas suratnya setahun yang lalu, ia pernah mencariku ke
alamatku yang dulu, yang ia tahu dari kartu pelajar. Selanjutnya, tanpa henti
ia berusaha mendapatkan nomor teleponku dari salah seorang temanku. Mungkin,
dari temanku itu pula ia mendapatkan alamatku yang sekarang.
Laki-laki
itu bernama Erfan, ia lebih muda setahun dariku. Ia berasal dari keluarga yang
kurang beruntung dalam hal materi. Itulah mengapa, di samping sekolah, ia juga
bekerja untuk meringankan beban keluarganya. Ia mengambil kursus menjahit. Itu
pun tersendat-sendat karena kekurangan biaya. Ketika tidak mampu membeli kain
untuk praktik, ia pernah memanfaatkan karung tepung. Sungguh, sebuah perjuangan
yang patut dihargai. Erfan juga mempunyai cacat fisik di wajah dan tangannya,
namun tidak begitu ketara.
Erfan
banyak berubah sejak kami tak pernah bertemu. Pertama, ia mengakui mulai senang
membaca dan hendak meminjam koleksi bukuku. Kedua, ia sering ke masjid untuk
shalat berjamaah, meski ia akui masih sering bolong. Perubahan lainnya, ia udah
mempelajari Al-Qur’an. Aku bertanya-tanya, apa hubungannya denganku? Maksudku,
apakah ia mengubah diri untuk menarik perhatianku? Aku mencoba mencari jawaban
dengan menerka-nerka ia suka padaku. Apa karena aku dari keluarga berada?
Apakah karna di matanya aku cantik? Apakah karena sikapku dan kepribadianku
baik?
Setelah
berkunjung ke tempat tinggalku dulu untuk menemuinya, Erfan balas berkunjung ke
tempat tinggalku yang sekarang. Akhirnya, ia berani menanyakan sesuatu yang aku
yakin jawabannya sangat penting baginya melalui telepon.
“Maaf
ya kalau aku lancang. Boleh nggak aku minta fotomu?”
“Selama
aku menelponmu, apa kamu merasa terganggu atau senang?”
Pertanyaan-pertanyaan
itu tentu saja bisa kutebak arah dan maksudnya. Ya, Erfan sedang mencari
tanda-tanda apakah aku menyukainya juga. Agar kesalahpahaman itu tak berlanjut,
ku jawab pertanyaannya dengan blak-blakan. Setelah kujawab, ia buru-buru
menutup telepon dengan alasan ada teman yang mau memakai telepon. Ada rasa
bersalah juga dalam diriku. Tapi, kupikir itu lebih baik untuk dirinya dan
diriku.
Jika
ditanya kenapa aku tidak menyukainya, jujur ia bukan tipeku. Aku punya standar
khusus bagaimana lelaki idamanku, meski itu tidak mutlak, bisa berubah sesuai
kata hati. Maafkan aku Erfan, jika selama ini memberimu harapan dengan bersikap
manis dan terbuka saat berbincang. Jangan berkecil hati dengan menganggap semua
gadis tidak menyukaimu. Jangan! Sebab, seesorang di suatu tempat sedang
menantimu. Setelah kuungkapkan segalanya, ia tak pernah lagi menghubungiku. Aku
berharap ia baik-baik saja.
***
Cerita
di atas mengajarkan bahwa apa yang kita anggap baik belum tentu baik pula di
mata Allah. Maka, bersabarlah dalam usahamu menemukan jodoh. Dan selagi engkau
berusaha, selingilah dengan usahamu juga untuk memperbaiki diri dan memantaskan
diri untuk jodohmu kelak. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk
mempersiapkan diri menjemput sang jodoh. Pertama, terus perbaiki diri. Yakinlah
bahwa jodoh merupakan ceriman diri kita. Jika kita merasa diri kita sudah baik,
memungkinkan pula jodoh kita akan seperti kita.
Seperti yang disampaikan oleh Allah
dalam Al-Qur’an, “Wanita-wanita yang keji
untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk wanita yang keji
(pula). Dan, wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki
yang baik untuk wanita yang baik
(pula),” (QS. An-Nur : 26)
Kedua, perkaya diri dengan ilmu.
Ketiga, sampaikan jika sudah siap. “Ada
tiga perkara yang tidak boleh dilambatkan, yaitu shalat apabila waktunya telah
tiba, jenazah apabila sudah datang, dan seseorang perempuan apabila sudah
didapat (jodohnya) yang cocok.” (HR. Tirmidzi)
Seperti yang dikatakan sebelumnya,
buku ini juga lengkap dengan penjelasan apa yang kita lakukan setelah berhasil
menemukan jodoh? Pacaran? Menikah? Or ta’aruf? Namun, di penjelasan sebelumnya
pun telah dijelaskan bahwa apapun jenisnya, pacaran sangat dilarang dalam
Islam. Lalu solusinya? Yaa dengan ta’aruf dan dilanjutkan dengan menikah.
Ta’aruf sendiri merupakan langkah awal yang sangat penting untuk menuju ke
sebuah pernikahan yang penuh berkah. Meski terkadang, ada beberapa ikhwan yang langsung melakukan khitbah tanpa melalui ta’aruf.
Menjadi perkara yang sangat penting
dalam melakukan ta’aruf dan terdapat pula persiapan-persiapan yang perlu
disiapkan dalam ta’aruf ini. Pertama, Ruhiyah
yang karenanya, kita tidak lagi mementingkan ego kita sendiri namun, sudah ada pasangan
yang setia bersama kita. Kedua, Fikriyah
yang mana kita perlu mempelajari dulu berbagai ilmu untuk bekal kita hidup di
dunia yang baru. Ketiga, Jasadiyah
karena kita butuh fisik yang sehat agar dapat tercipta rumah tangga yang juga
sehat.
Keempat, Maaliyah yang dapat menambah semangat dalam berjuang membangun sebuah
rumah tangga. Kelima, Ijtima’iyah
yang mana kita juga harus bisa mengerti bagaimana bersosialisasi dan mengambil
peran di tengah masyarakat. Demikianlah kiat-kiat yang harus kita persiapkan
dalam ta’aruf atau menjemput jodoh
karena, bagaimanapun juga kiat-kiat tersebut akan kita pakai juga bahkan meski
kita sudah menikah.
Menikah adalah ibadah menuju
surga-Nya, karena menikah adalah salah satu ladang jihad. Ada tiga golongan yang
pasti akan ditolong oleh Allah SWT, yaitu :
- Orang yang menikah karena menjaga kehormatannya
- Budak yang mengadakan perjanjian dengan tuannya untuk mendekatkan dirinya dengan tebusan terakhir;
- Orang yang berperang di jalan Allah. Jadi, mengapa tidak segera menikah?
Seperti
sebuah hadits, “Sebaik-baiknya wanita
adalah yang paling ringan mas kawinnya.” (HR. Ath-Thabrani), biaya
pernikahan tidaklah perlu bermewah-mewah. Banyak para wanita yang akhirnya
tidak kunjung menikah dikarenakan mereka meminta mahar yang begitu tinggi yang
tidak mungkin laki-laki sanggup memenuhinya.
Bagi umat muslim, cukuplah pernikahannya dengan mengikuti syari’at Islam,
memenuhi wajib dan rukun-rukun dalam sebuah pernikahan. Toh, Allah juga tidak
suka orang-orang yang berlebih-lebihan.
Menikah
merupakan gerbang emas untuk meraih jannah-Nya. Akad nikah disaksikan bukan
hanya oleh penduduk bumi, tapi juga para penduduk langit. Kalau memang sudah
saatnya, jangan langsung kau bunuh perasaanmu. Biarlah bersemi bersama
kemantapan hati yang diselingi dalam sujud Istikharahmu. Coba tambahkan lagi
sujud agar Allah semakin mencintai kita sampai tidak ada lagi ragu di dalam
hati untuk mendatangkan pasangan terbaik kita.
Kesannya
setelah membaca buku ini adalah semakin mengetahui apa saja yang harus kita
lakukan sebagai seorang muslim dan muslimah agar didatangkan jodoh yang
terbaik. Membaca buku tidak akan membuat kita menjadi bosan karena, selain
mengandung ilmu yang bagus, buku ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar
kartun yang menggambarkan tentang kalimat-kalimat yang ada di buku tersebut.
Mengenai isi dan kiat-kiat yang ada di dalam buku, bacalah dan selamat mencoba.
Daftar
Pustaka :
@tausiyahku.
2013. Tausiyah Cinta. QultumMedia :
Ciganjur
